Kebudayaan dalam suatu bangsa tentunya akan berkembang dari masa ke masa sesuai perkembangan teknologi yang ada. Mulai dari kebudayan yang masih dikatakan tradisional ,peralihan bahkan budaya yang telah mengalami modernisasi. Perubahan atau pergeseran suatu kebudayaan sudah sering kita dengar. Dan tentunya, semua memiliki faktor-faktor penyebab. Faktor-faktor penyebab ini ada yang berupa faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya yaitu adanya penemuan-penemuan baru yang hadi di kehidupan masyarakat seperti discovery,invention, dan inovation. Faktor lainnya yaitu adanya pertambahan dan pengurangan penduduk (kelahiran, kematuan, dan migrasi), adanya konflik yang terjadi di dalam masyarakat, dan yang terakhir adanya pemberontakan atau revolusi.
Faktor ekstern , merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan kebudayaan suatu bangsa. Seperti yang telah kita ketahui, yaitu adanya globalisasi yang telah menyebar luas melalui berbagai media. Globalisasi ini dapat berupa kebudayaan asing yang masuk ke dalam suatu bangsa. Masuknya kebudayaan asing ke dalam suatu bangsa dapat berupa difusi (penyebaran kebudayaan), alkulturasi (penggabungan kebudayaan namun masih terlihat ciri khas), dan asimilasi (penggabungan kebudayaan yang menghasilkan budaya yang benar-benar baru). Dalam hal ini ,sangatlah diperlukan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri. Jika tidak, maka kebudayaan asli suatu bangsa akan semakin terkikis sedikit demi sedikit dan bahkan akan menghilang.
Salah satu contoh perubahan kebudayaan yang diakibatkan oleh globalisasi yaitu jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh akan budaya asing. Lihat saja di sebuah pertokoan atau mall-mall .Banyak sekali yang menjual makanan luar seperti steak,burger dan lain-lain. Masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan tersebut karena dianggap lebih modern dan praktis. Dan tanpa disadari, menjadi menu keseharian dalam kehidupan masyarakat. Ini akan mengakibatkan semakin langkanya dan dilupakannya jenis makanan khas atau makanan tradisional. Contoh lain yaitu di daerah Sunda. Tampak secara jelas bahwa semakin jarang dan berkurangnya penggunaan bahasa komunitas masyarakat sunda ,khususnya para generasi muda. Para generasi muda mulai merasa “gengsi” menggunakan bahasa keseharian yang memang mereka kuasai. Ini membuat seakan-akan bahasa sehari-hari di daerah Sunda ini menjadi sebuah “keterbelakangan”.
Dari contoh diatas, jelas sekali memperlihatkan bahwa generasi muda lebih menggemari kebudayaan asing . Sehingga membuat budaya asli suatu bangsa bergeser posisinya. Padahal belum tentu budaya asing tersebut akan cocok dengan kepribadian mereka. Jadi dapat disimpulkan ,bahwa walaupun kita tidak harus menolak secara seluruhnya akan budaya asing yang datang, tetapi kita harus dapat menyaring atau memilah-milah mana saja kebudayaan yang cocok atau dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima. Semuanya kembali pada kesadaran masing-masing tiap individu, apakah ingin memelihara kebudayaan suatu bangsa itu sendiri atau lebih memilih kebudayaan asing yang akan selalu hadir dari masa ke masa sesuai perkembangan teknologi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar